ANALISIS KOMPOSISI VEGETASI BEBERAPA JALUR HIJAU JALAN ARTERI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT SERAPAN CO2 (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

(ANALYSIS OF VEGETATION COMPOSITION OF SOME GREEN LANE ROADS AND ITS RELATIONSHIP WITH CO2 ABSORPTION: CASE STUDY IN YOGYAKARTA SPECIAL REGION)

  • Gudiwidayanto Sapto Putro Staff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Intan Yogyakarta
  • Pradita Nur Indahsari Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Intan Yogyakarta
  • Achmad Kasiyani Dewan Riset Daerah Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta
Keywords: Green Line Road, Composition Type Of Plant, Plant Density, CO2, Jalur Hijau Jalan, Komposisi Jenis, Kerapatan Tanaman, karbon dioksida

Abstract

ABSTRACT

Along with population growth, the volume of vehicles also increases, which results in high level pollution. Efforts in tackling air pollution is to optimize the function of green open space. This study was conducted to identify the type of vegetation that is planted in some way the green line to determine the density and composition of vegetation plays an important role in efforts to reduce CO2 emissions.

Data collected by purposive sampling method to determine some of the green line. As well as the methods used to this type of vegetation in the median and identification method defined path is used to determine what kind of vegetation found in the green lane roads. Measurement is done by taking the data on the composition and density of plant species on the 9th green lane road that has been set. Counting begins at the level of individual plant to saplings. Data analysis was performed by calculating the plant species composition and density, as well as scoring in accordance planted crops on the green line.

The results showed there are 17 species of plants make the green line and dominated by Angsana (Pterocarpus indicus). All street pole is dominated by the factory level. The value of most of the species composition of the green line in the category of very little, namely 3.52%. Density value most green line in the category of very closely, namely 178.55 ind / ha. Vegetasi which has an important role in the absorption of CO2 in the green lane road in the city of Yogyakarta were Angsana (Pterocarpus indicus). The highest scores  for a suitable choice of plants planted in the green belt held by species banyan (Ficus benjamina) and tamarind (Samanea saman), but its cultivation is adjusted to the existing area.

 

INTISARI

Seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, maka volume kendaraan semakin bertambah pula. Pencemaran udara timbul sebagai akibat emisi kendaraan. Upaya dalam menanggulangi pencemaran udara ini yaitu dengan pengoptimalisasian fungsi Ruang Terbuka Hijau. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis vegetasi yang ditanam di beberapa jalur hijau jalan guna menentukan kerapatan dan komposisi suatu vegetasi yang berperan penting dalam upaya pengurangan emisi CO2.

Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling untuk menentukan beberapa jalur hijau jalan. Serta metode sensus yang digunakan terhadap jenis vegetasi pada jalur hijau jalan yang ditetapkan dan metode identifikasi digunakan untuk mengetahui jenis vegetasi apa saja yang terdapat di jalur hijau jalan tersebut. Pengukuran dilakukan dengan mengambil data komposisi jenis dan kerapatan tanaman pada 9 jalur hijau jalan yang sudah ditetapkan. Penghitungan individu tanaman dimulai pada tingkat pancang sampai pohon. Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai komposisi jenis dan kerapatan tanaman, serta skoring tanaman yang sesuai ditanam pada jalur hijau jalan.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 jenis tanaman penyusun jalur hijau jalan dan didominasi oleh jenis angsana (Pterocarpus indicus).Semua jalur didominasi oleh tanaman tingkat tiang. Nilai komposisi jenis sebagian besar jalur hijau dalam kategori sangat sedikit yaitu 3,52%. Nilai kerapatan sebagian besar jalur hijau dalam kategori sangat rapat yaitu 178,55 ind/ha.Vegetasi yang memiliki peranan penting dalam penyerapan CO2 pada jalur hijau jalan di kota Yogyakarta yaitu angsana (Pterocarpus indicus). Skoring tertinggi untuk pemilihan jenis tanaman yang sesuai ditanam pada jalur hijau dimiliki oleh jenis beringin (Ficus benjamina) dan trembesi (Samanea saman), namun penanamannya disesuaikan dengan luas tempat yanga ada.

References

Abdullah dan Khairuddin. 2009. Gas Rumah Kaca dan Pemanasan Global. Jurnal Biocelebes. Vol. 3 No.1: 1-3.
Anonim. 1996. Peraturan Lansekap Jalan Nomor 033/TBM/1996 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.
, 2004. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 03/Menhut-V/2004. Tentang Pedoman Penanaman Turus Jalan Nasional Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kementrian Kehutanan. Jakarta.
, 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
, 2008. RTH Sebagai Unsur Pembentuk Kota Taman. Direktorat Jendral Penataan Ruang. Jakarta.
, 2008. Menata Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan. Direktorat Penataan Bangunana Dan Lingkungan. Jakarta.
, 2009. UU RI No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Jakarta.
, 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 02 tahun 2010. Yogyakarta.
, 2012. Manfaat vegetasi pada estetika. https://agrotekacehgmail. blogspot.co.id
, 2013. Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman . Samarinda.
,2013. Belajar Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
,2013. Pengukuran Diameter Pohon Ilmu Ukur Kayu. http://npilatus.blogspot.co.id/2014/10/pengukuran-diameter-pohon-ilmu-ukur-kayu.html
, 2014. Tanaman Penghijauan Pinggir Jalan. Bandung.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.
Dahlan, E. N. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press. Bogor.
, 2008. Daya Serap Karbondioksida Pada Berbagai Jenis Pohon. IPB Press. Bogor.
, 2011. Kebutuhan Luasan Areal Hutan Kota Sebagai Rosot (Sink) Gas CO2 Untuk Mengantisipasi Penurunan Luasan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Bogor. IPB Press. Bogor.
Hakim, R. 2004. Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan. FALTL Universitas Trisakti. Jakarta.
Kusminingrum, N. dan Gunawan. 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Jurnal Jalan-Jembatan. Vol. 25(3).
Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grasindo. Jakarta.
Lukman. 2010. Dasar Iklim Lokal. Alfabeta. Bandung.
Mueller-Dombois, D. and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology, John Wiley & Sons. New York.
Nazaruddin. 1996. Penghijauan Kota. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nugrahani, P., 2005. Perancangan Lanskap. Fakultas Pertanian UPN ”Veteran” Jawa Timur (Tidak Dipublikasikan). Surabaya.
Purnomohadi, Ning. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum. Jakarta.
Ratnaningsih, A. T. dan Suhesti. 2010. Peran Hutan Kota Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan. Journal of Environmental Science. Vol.1(4).
Setyowati, D. L. 2008. Iklim Mikro dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol.13(3).
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Syahindra, dkk. 2014. Jenis dan Fungsi Tanaman di Jalur Hijau Jalan Affandi, Jalan Laksda Adisucipto, Jalan Babarsari, Jalan Perumnas Seturan, dan Jalan Ring Road Utara (ALABSeRi), Yogyakarta. Jurnal Vegetalika. Vol. 3(4).
Tyas. 2014. Mengenal Tanaman yang Berjasa Meningkatkan Kualitas Udara Perkotaan. https://mengintipstomata.word-press.com/
Wungkar, MM. 2005. Evaluasi Aspek Fungsi dan Kualitas Estetika Arsitektural Pohon Lanskap Jalan Kota Bogor. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. Bogor.
Published
2022-08-29